Aku merindukanmu oh, Muhammadku. Aku merindukanmu oh, Muhammadku. Sepanjang jalan kulihat wajah-wajah yang kalah. Menatap mataku yang tak berdaya. Sementara tangan-tangan perkasa terus mempermainkan kelemahan. Air mataku pun mengalir mengikuti panjang jalan. Terus kudengar suara serutan derita mengiris berkepanjangan.

Wednesday, January 9, 2008. Saat cahaya mentari mulai mereda 12. 30 keinginan mengebu pertemuan terasa, merangkak dari keinginan tubuh yang tlah lama tak tersirami kerinduan dalam suasana musik Gregorian. Hari ini ku siapkan niat kuatku untuk pergi dalam pelukan bunyi lonceng gereja, tapi dalam bisikan hasratku selalu mengalahkan kemurnian nurani, sontak ku tersadar ketika jam merabat mendekati waktu perjalanan misa jumat pertama,.

Entah ini suatu pagi atau senja yang jingga. Aku terlelap dalam dahaga akan kata. Merenungi setiap jiwa-jiwa yang lemah karena kuasa. Aku mencoba berteriak dalam ruang hampa. Terisak dalam mimpi-mimpi utopia yang abadi. Membisu dalam makna tanpa kata. Terbelenggu dalam haru biru yang menderu. Hanya ada kisah yang tak berkesudah.

Tak lagi ada cerita masa lalu. Minggu, 18 Oktober 2015. Aku Berpikir, Karena itu Aku Ada. 8220; Cogito ergo sum , aku berpikir, karena itu aku ada. Kamis, 08 Oktober 2015. Suatu bangsa tidak akan menjadi bermartarbat jika rakyatnya masih banyak yang kelaparan dan mera. Menjadi Bijaksana Bersama Ibn Hazm.

Cinta Berdarah di Balik Foto Media Indonesia. Ada Yoko di Societeit Straat Jawa Pos. Tamu Tengah Malam Koran Republika. Sekuntum Mawar untuk Magdalena Suara Merdeka. Di Tikungan Jalan Pikiran Rakyat. Lantunan Zikir Berbulu Kedaulatan Rakyat. Dia yang Tinggal di Tubuhku Minggu Pagi. Balairung Cerpen Lawas - Majalah Matra. Sang Pahlawan Cerpen Lawas - Majalah Matra. Kecerobohan Memes Cerma Minggu Pagi. Asmara dan Kematian di Perbatasan Tiga Negara Koran Kompas.